Minggu, 07 Januari 2018

Reaksi teman


Hari ini, rencananya Arthur, Milan, dan Davin akan main ke kost-an Sophie, sekedar berkumpul untuk menghilangkan stress akibat tugas dari dosen mereka. Sesampainya mereka di tujuan menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit dari kampus mereka Sophie menyuguhkan 4 gelas yang berisikan jus jeruk dan makanan ringan.

"Lo semua tau rumah kosong depan kampus?"tanya Arthur kepada teman-temannya.

Mereka bertiga mengangguk menandakan mereka tau. Siapa yang tak tau rumah angker depan kampus mereka, banyak kejadian mistis disana dan kabarnya sempat ada yang melihat sosok pria berhoodie hitam yang ditangannya terdapat sebilah pisau besar. banyak orang beranggapan bahwa sosok itu adalah arwah pembunuh yang telah membantai habis satu keluarga dan setelah ia melakukan perbuatan kejinya ia bunuh diri dengan cara menususk-nusukkan pisau tersebut ketubuhnya.

"Gue ada ide nih guys, kalian setuju nggak malam ini kita menelusuri rumah kosong itu?"

Davin dan Milan yang mendengar nya mengangguk setuju, sedangkan sophie? cewek itu tersedak ludah nya sendiri.

"Enggak gue gak setuju, lo semua kan tau kalo gue orang nya penakut,"ucap Sophie dengan muka merah nya karena kesal mendengar ide gila dari Arthur.

Memang diantara mereka berempat Sophie lah yang paling penakut dan suka merengek, mereka berempat memaklumi sifat nya.

Dengan ajakan yang sedikit memaksa dan meyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja akhirnya dengan berat hati cewek itu mengiyakan ide gila Arthur yang berarti Sophie akan ikut kerumah kosong tersebut. Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam mereka sudah sampai rumah kosong , mereka mengelilingi ruangan demi ruangan dan berhenti di sebuah ruangan yang ditengah nya terdapat lilin merah berbentuk lingkaran besar.

"Sebelum nya gue udah siapin ini semua, kita disini akan bermain suatu permainan."

Arthur menjelaskan bahwa mereka akan bermain 'Listen by Creepy Story' dan menjelaskan peraturan permainan ini. Peraturan yang pertama, pemainan baru dimulai ketika seluruh pemain masuk dan duduk di dalam lingkaran, yang kedua, setiap anggota harus menceritakan cerita seram dan saat bercerita pemain harus menutup mata dan dilarang bersuara selain pemain yang sedang bercerita. Mereka hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Arthur.

PERMAINAN DIMULAI

Mereka memulai permainan yang dimulai dari...
---Arthur---

Arthur bercerita tentang dirinya pada saat ia duduk di bangku sekolah menengah pertama, ia pernah mengalami kerasukan. Sebelum nya saat ia melewati gudang sekolah, Arthur sempat Mendengar seseorang tengah memanggilnya tiga kali. Suara nya kecil dan tertahan seperti orang yang tercekik, tapi pada saat menengok ia tak menemukan seorang pun disana. setelah kejadian teman Arthur yang kebetulan seorang indigo memberitahukan siapa sosok yang memasuki Arthur, ia adalah sesosok laki-laki memakai seragam yang sama dengan sekolah mereka, wajahnya penuh dengan sayatan dan di lehernya terdapat luka lebam berwarna biru yang disekitar luka terdapat tali yang terikat di lehernya, sosok itu bernama Tomy. ia adalah siswa sekolah tersebut yang dulunya dikabarkan hilang dan arwah nya tak tenang, sampai saat ini yang membully nya dulu masih bernafas dan dendam nya belum terbayar. Tomy adalah korban bully yang dilakukan kakak kelasnya dulu. Bahkan ia tak tau motiv apa yang membuat nya dibully, padahal ia hanya mengagumi pacar kakak kelas nya hanya itu saja. Hal itu yang membuat ia takut untuk pergi ke sekolah dan membuat mental nya terganggu, puncak nya ia sampai menyayat wajahnya dan mengakhiri hidup nya dengan gantung diri di gudang sekolah.

Setelah bercerita Arthur berkata bahwa selanjut nya adalah...
---Milan---

Milan bercerita tentang the slenderman yaitu hantu yang menyerupai pria tipis tinggi dengan wajah kosong, mempunyi tentakel dan mengenakan jas hitam dengan dasi merah . The slenderman umumnya dikatakan suka menculik orang, terutama anak-anak.

Milan mengakhiri ceritanya dan berkata bahwa selanjut nya adalah.....
---Davin---

Davin menceritakan pengalamannya saat ia duduk dibangku sma, dirinya dulu pernah menjabat sebagai anggota osis. Suatu waktu sekolah Davin pernah mengadakan acara bulan bahasa, acara nya bisa dibilang cukup sukses. Selepas acara seluruh panitia dan anggota osis mensterilkan tempat acara. Davin dan kedua kakak kelasnya -Risa dan Zizi- mendapatkan ruang kelas XI-Ipa1 ruangan yang diperuntukkan untuk lomba mading saat acara, Davin memungut sampah sedangkan Zizi Dan Risa menyapu dan mengepel lantai. Sebenarnya ruangan sudah bersih setelah mereka membersihkan nya tetapi Davin inisiatif untuk membersihkan lemari yang sedikit berdebu dengan kemoceng. Saat Davin membuka lemari dan membersihkan bagian bawah tiba-tiba Risa dan Zizi berteriak histeris, Davin yang kaget sontak melihat kedua kakak kelasnya yang lari meninggalkannya. Ia bingung apa yang terjadi? Davin keluar kelas setelah sebelumnya ia menutup pintu. Davin menghampiri Risa dan Zizi dan bertanya mengapa mereka berdua berteriak, Risa bertanya kepada Davin apakah ia tidak melihat 'sesuatu' yang keluar dari dalam lemari. Zizi yang mendengar pertanyaan Risa menjawab bahwa Davin tidak mungkin melihat nya karena sosok itu keluar saat davin jongkok untuk membersihkan lemari bagian bawah. Davin yang mendengarnya seketika merinding. Sosok nya seperti anak kecil berkepala botak dengan mata merahnya yang melotot, kulit nya putih pucat seperti mayat.

Davin mengakhiri cerita dan berbicara bahwa sophie adalah pemain selanjutnya untuk bercerita.
--Sophie--

Sophie menceritakan pengalaman horrornya waktu ia masih duduk dibangku SMK, Sophie adalah siswi lulusan SMK jurusan broadcasting. Suatu waktu sophie mendapatkan jadwal siaran radio, radio milik sekolahnya. Setelah siaran selesai Seluruh air crew atau siswa-siswi smk jurusan broadcast pamit untuk pulang dan yang terakhir adalah Sophie karena ia memegang kunci ruang siaran otomatis ia pulang terakhir. Saat sophie hendak keluar ruangan dan mengunci pintu tiba-tiba komputer, microphone dan mixer on dengan sendirinya. Padahal ia yakin semua peralatan sudah off, ia kembali keruangan siaran memastikan peralatan tidak ada yang on. Sophie pulang kerumah karena jam menunjukkan pukul enam sore waktu maghrib. Saat ia memainkan handphone nya Sophie tak sengaja membuka aplikasi radio sekolahnya. Tiba-tiba ia berhenti berjalan dan memandang kosong handphone nya. Handphone nya mengeluarkan suara cekikikan seorang perempuan. Sophie tak menyadari bahwa semua peralatan on dengan sendirinya saat ia meninggalkan sekolah.

permainan selesai ketika pemain terakhir mengucapkan goodbye setelah bercerita, saat sophie membuka mata betapa kagetnya ia karena tak melihat teman-temannya di dalam lingkaran. Tiba-tiba terdengar suara pecahan dan alat-alat yang terbanting, Sophie merasa ketakutan dan memutuskan untuk keluar dari  ini. Belum sempat ia keluar, seseorang menabraknya yang membuat dirinya terjatuh, ketika mendongak untuk melihat siapa ysng menabraknya, betapa terkejutnya ia didepannya berdiri seorang pria berhoodie hitam dan ditangannya terdapat pisau besar. Sophie yang ketakutan memberanikan diri untuk bertanya.

"S..s..siapa kau?" tanya sophie dengan terbata-bata.

Pria tersebut menjawab dengan nada beratnya yang penuh intimidasi dan mengacungkan pisaunya,"Aku adalah arwah pembunuh rumah ini."

Sophie yang ketakutan akhirnya menangis dan menutup mata,tiba-tiba terdengar suara tawa yang menggema didalam ruangan. Ketika sophie membuka matanya ia melihat kedua temannya Davin dan Milan tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Sophie yang ketakutan dan ia lebih kaget saat pria berhoodie membuka hoodienya dan ternyata...

"Arthur,"ucap Sophie dengan penuh kebingungan.

"Kalian ngerjain gue?, maksud kalian apaan bikin gue takut,"Sophie marah dan kesal, ia tak habis fikir dengan ketiga temannya karena tega mengerjainya.

Mereka bertiga berhenti tertawa dan meminta maaf dengan tulus karena mengerjai sophie dengan kelewatan, Arthur juga menjelaskan bahwa saat ini mereka bertigMereka bertiga berhenti tertawa dan meminta maaf dengan tulus karena mengerjai sophie dengan kelewatan, Arthur juga menjelaskan bahwa saat ini mereka bertiga sedang membuat film pendek berjudul 'Reaksi teman ketika ketakutan'.

Setelah mendengar pernyataan dari Arthur Sophie hanya tersenyum dan menatap ketiga temannya.

"Owh, jadi kalian membuat film pendek dengan judul 'Reaksi teman ketika ketakutan', baiklah Arthur bolehkah aku meminjam pisaumu?"

Tanpa persetujuan dari Arthur, Sophie menarik paksa pisau dari genggaman Arthur.

"Aku akan membuat sequel dari film kalian, berjudul 'Reaksi teman ketika temannya sendiri membunuhnya'."

Wajah mereka pucat pasi, mereka bertiga tak menyangka bahwa temannya yang selalu merengek dan penakut sekarang menjadi yang ditakuti. Belum sempat berlari Sophie sudah menghabisi ketiga temannya.

Saat melakukan aksinya, ada seseorang yang melihat perbuatannya. Dia adalah warga yang melihat Sophie dan ketiga temannya masuk ke rumah kosong karena penasaran apa yang mereka berempat lakukan di rumah kosong tersebut. Sadar ada seseorang yang memperhatikannya sophie menghentikan aksinya dan berputar badan dan melihat seorang wanita.

Sophie mengejarnya karena ia tak mau ada saksi mata yang melihat perbuatannya.

--

Keesokan harinya warga geger dengan penemuan mayat di rumah kosong dengan kondisi yang mengenaskan. Banyak tusukan dan bagian tubuh yang hampir terputus.

Di sebuah ruangan seoarang polisi menginterogasi perempuan yang ketakutan.

"Apakah anda tau siapa yang melakukan ini?"tanya polisi yang saat ini sedang menginterogasi seorang perempuan.

"A..a..aku tidak tau, tetapi aku melihatnya saat dia melakukan perbuatannya," jawab perempuan tersebut dengan terbata-bata.

Satu jam polisi menginterogasinya dengan berbagai pertanyaan dan bertanya pertanyaan yang terakhir.

"Baiklah nona ini pertanyaan terakhir,
Spesifikkan ciri-ciri pelaku."

"Yang aku tau dia memakai baju berwarna putih dan celana jeans, kulitnya putih langsat, rambut panjang sepinggang, dan memakai bandana berwarna merah."

"Baiklah, terima kasih mbak sophie atas kerjasamanya, kami akan mencari pembunuh teman-teman anda."

Sophie berterima kasih kembali dengan wajah sedih dan mata merah yang menandakan ia habis menangis. Ketika keluar dari kantor polisi wajah sedihnya berubah menjadi senyum kemenangan.

Untungnya aku sudah membunuh wanita kemarin dan semoga saja tidak ada yang tau bahwa aku telah membuang mayatnya.Ucap sophie dalam hati.

0 komentar:

Posting Komentar